1 Budaya Politik Parokial. Budaya politik parokial biasa juga disebut dengan tipe-tipe Budaya politik di Indonesia yang apatis. Budaya politik ini disebut dengan budaya politik yang apatis karena minat dan partisipasi yang dimiliki oleh masyarakat untuk terlibat dalam suatu kegiatan politik sangat rendah bahkan tidak peduli dengan adanyaBudaya Politik di Indonesia bisa dilihat dari pelaku masyarakatnya. Jadi, pengertiannya yaitu tindakan atau sikap warga negara dalam merespon struktur serta aktivitas politis dalam sebuah wilayah. Adapun mengenai budaya poliktik ini berasal dari aspek tertentu, seperti adat, pengetahuan serta norma masyarakat. Hasil pemahaman, pembelajaran maupun analisis dalam kurun waktu tertentu oleh masyarakat yang akhirnya membentuk budaya. Sifat budaya yang berkembang di masyarakat indonesia sekarang adalah mixed political civilisation. Selain mempunyai budaya bertipe parokial, juga memegang partisipan. Apa pengertian dari kedua tipe ini? Untuk mengetahuinya, yuk simak pembahasan berikut. Penjelasan Mengenai Budaya Politik di Indonesia Saat Ini Menurut para ahli, budaya politik masyarakat Indonesia tidak hanya menganut satu tipe saja. Parokial bisa dilihat dari kurangnya partisipasi warga negara terhadap kegiatan bidang ini. Kurangnya partisipasi ini bisa karena banyak hal. Secara umum, kasus tersebut bisa ditemui pada wilayah masyarakat yang sulit dijangkau, seperti pedalaman gunung, pesisir maupun desa terpencil. Selain itu bisa juga karena faktor lain, seperti ekonomi, rendahnya pendidikan maupun sarana prasarana. Sedangkan budaya politik di Indonesia partisipan bisa dilihat dari aktifnya peran masyarakat yang membuka suara setiap ada aktivitas politik. Apalagi Republic of indonesia menganut sistem demokrasi, kebebasan berpendapat merupakan hak rakyat. Berdasarkan buku yang berjudul Mengenal Ilmu Politik 2015 karya Ikhsan Darmawan, terdapat tiga tipe budaya bidang ini. Budaya politik di Indonesia masuk ke dalam tipe yang sudah disebutkan sebelumnya. Tiga tipe tersebut antara lain 1. Parokial Parokial mempunyai cakupan daerah terbatas. Jadi, lingkupnya kecil dalam zona daerah. Parokial menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat dalam kegiatan bidang ini rendah. Biasanya terjadi pada kelompok masyarakat yang tradisional atau berada di wilayah terpencil, sehingga sarana untuk ikut berpartisipasi pun kurang memadai. Parokial ditandai dengan kurang tertariknya warga mengenai masalah politik. 2. Partisipan Budaya politik di Republic of indonesia partisipan ditandai dengan kesadaran rakyat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan aspek ini. Masyarakat pada partisipan sadar bahwa sebagai warga negara mempunyai hak dan kewajiban terkait masalah politik. Kontribusi aktif yang diberikan memiliki pengaruh terhadap kebijakan politik. Apalagi mengingat masyarakat memang mempunyai peran dalam penetapan kebijakan tersebut, tidak hanya oleh penguasa saja. Partisipan secara umum diterapkan pada wilayah yang sistemnya menganut demokrasi. Sebab, pada sistem ini, dalam negara pemerintah serta masyarakat memiliki hak dan juga kebebasan setara. 3. Subjek Terakhir adalah subjek, di mana masyarakat tidak sadar dan kurang perduli mengenai sistem pemerintahan yang sedang berlangsung. Warganya lebih tertarik terhadap hasil dari penyelenggaraannya. Sedangkan terkait proses, keterlibatan dan partisipasi termasuk rendah. Sehingga bisa dikatakan bahwa pengaruh dari warga terhadap sistem ini sangat kecil. Masyarakat hanya menunggu kebijakan dari penguasa saja, tidak ikut andil di dalamnya. Beberapa Ciri Budaya Politik di Indonesia Setiap Jenisnya Di Republic of indonesia menganut dua jenis budaya yang sering kita temui. Budaya yang berlangsung tergantung dari banyak faktor, namun yang paling dominan adalah lingkungan. Uraian mengenai cirinya sebagai berikut. 1. Parokial Ciri dari parokial yaitu masyarakat apatis, ruang lingkup sempit dan kecil, pengetahuan warga mengenai aspek ini termasuk kategori sangat rendah, masyarakat tidak memperdulikan bahkan menarik diri dari kawasan politik. Ciri lainnya yaitu masyarakat jarang sekali berhadapan dengan sistem ini, kesadaran warga mengenai kewenangan serta kekuasaan negara sangat rendah. Jadi, intinya budaya politik di Indonesia satu ini membuat rakyatnya kurang aktif berpartisipasi. 2. Partisipan Ciri-ciri dari partisipan yaitu masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk aktif berperan terkait bidang ini dan sadar bahwa warga memiliki hak serta tanggung jawab terhadap kehidupan politik. Ciri lainnya adalah rakyat tidak begitu saja menerima situasi yang ada, tapi secara sadar memberikan penilaian terhadap masalah terkait politik. Budaya politik di Republic of indonesia jenis partisipan ini merupakan yang paling ideal bagi negara demokrasi. Ada beberapa contoh budaya ini di masyarakat Indonesia, yaitu berpartisipasi dalam pemilu bagi yang memenuhi persyaratan ketentuan, ikut serta dalam forum untuk menyampaikan aspirasi serta melakukan unjuk rasa dengan tertib dan damai. Aktifnya masyarakat dalam kegiatan bidang ini akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan negara, apalagi Republic of indonesia menganut sistem demokrasi. Jadi, budaya politik di Republic of indonesia diharapkan tetap mampu membuat rakyatnya aktif berperan. Budaya politik di Republic of indonesia diharapkan tetap mampu membuat masyarakatnya aktif berperan, apalagi mengingat sistemnya demokrasi.***Editor/UMSU
BudayaPolitik yang Berkembang di Indonesia Saat Ini. 22 Mei 2013 15:55 Diperbarui: 24 Juni 2015 13:11 58322 0 0. +. Lihat foto. Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik. Budaya politik seringkali tidak dipandang sebagai bagian dari kehidupan politik. Ia hanyalah dipandang sebagai kondisi-kondisi yang mewarnai corak kehidupan masyarakat tanpa
Masyarakat yang ada di berbagai belahan bumi ini merupakan suatu masyarakat yang sangat majemuk. Tidak mungkin terdapat masyarakat dimana setiap orang itu homogen, dalam artian tidak terapat suatu perbedaan tertentu. Setiap pribadi adalah unik. Begitu hal yang biasa kita kenal dalam ilmu psikologi. Setidaknya, terdapat pemikiran-pemikiran yang berbeda di dalam benak setiap orang. Jika kita menghitung jumlah penduduk dunia ini, yakni tujuh miliar orang, maka terdapat tujuh miliar pemikiran yang ada kalanya pemikiran tersebut mirip di antara satu dengan yang lainnya. Karena hal itu, kita dapat mengumpulkan beberapa pemikiran dan mengkategorikannya. Salah satu cara untuk memahami pemikiran manusia adalah dengan melalui pendekatan budaya. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata budaya memiliki arti yaitu hasil pemikiran manusia atau adat kebiasaan tertentu atau akal budi manusia yang memiliki pengaruh besar bagi seseorang atau sekelompok orang dalam kegiatan berbagai macam tipe-tipe budaya yang dimiliki oleh manusia. kita tidak dapat memungkiri bahwa terdapat banyak sekali pemikiran manusia sehingga harus dikelompokkan kembali berdasarkan kategori-kategori yang memungkinkan. Yang akan banyak kita bahas dalam kesempatan ini ialah budaya politik. di dalam KBBI, kata politik memiliki arti yaitu segala hal yang berhubungan dengan urusan terjemahan dari KBBI tersebut, kita dapat menyimpulkan arti dari budaya politik yaitu, hasil pemikiran manusia atau adat kebiasaan yang memiliki pengaruh besar bagi seseorang atau sekelompok orang dalam urusan yang berkaitan dengan ketatanegaraan. Ada tiga jenis tipe-tipe budaya politik di Indonesia, yaitu budaya politik parokial, kaula, dan partisipan. Namun yang akan kita bahas dalam kesempatan yang baik ini adalah budaya politik Budaya Politik ParokialBudaya politik parokial merupakan budaya politik yang banyak dimiliki oleh masyarakat di daerah terpencil. Parokial berasal dari bahasa Yunani yaitu paroikos yang memiliki arti asing. Alasan budaya parokial dinamai demikian tidak terlepas dari makna tersebut. budaya politik parokial adalah budaya politik dimana masyarakatnya asing akan politik. budaya politik ini juga dapat dikenal dengan istilah budaya politik partisipasi politik dari masyarakat dengan budaya politik ini sangat rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, entah dari tingkat pendidikan atau pun tingkat ekonomi dari masyarakat. Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, budaya politik ini banyak ditemukan di daerah yang terpencil. Umumnya, pada daerah tersebut masyarakat sulit mendapatkan informasi mengenai politik sehingga mereka menjadi enggan untuk mengetahui apapun yang berkenaan dengan ahli politik berpendapat bahwa terdapat beberapa ciri-ciri budaya politik parokial. Di antara ciri-ciri tersebut ialah budaya politik parokial umumnya terdapat pada masyarakat yang masih tradisional dan hidup sederhana. Selain itu, budaya politik parokial juga memiliki ciri yaitu tidak terlihatnya suatu peran politik khusus dalam masyarakat tersebut dan mereka tidak memiliki minat atas objek yang luas seperti politik parokial juga memiliki ciri yaitu masyarakatnya tidak berharap banyak pada bidang politik dan mereka menganggap bahwa bidang politik merupakan hal yang tabu dan mereka memiliki pengetahuan yang kurang pada bidang tersebut. budaya politik ini masih memiliki banyak ciri-ciri lagi yang membuatnya berbeda dengan kedua budaya politik yang politik parokial juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri bila dibandingkan dengan budaya politik yang lainnya. Kelebihan dari budaya politik ini yaitu terjadinya keterpaduan kepemimpinan di tengah masyarakat, kondisi dunia politik yang cenderung stabil jauh dari konflik sosial, dan menjunjung hak asasi yang dimiliki oleh setiap sisi lain, terdapat kekurangan dari budaya politik ini yang menyebabkan budaya politik parokial tidak diinginkan untuk tetap ada di dalam masyarakat. Kekurangan yang dimaksud yaitu akses yang kurang mengenai informasi dalam dunia perpolitikan, kepasifan dan ketidakpedulian masyarakat terhadap Budaya Politik Parokial dalam Kehidupan Sehari-hariSetelah membahas pengertian, ciri-ciri, kelebihan, dan kekurangan dari budaya parokial, tentu pembaca semakin memahami secara lebih mendalam mengenai budaya politik parokial. Selanjutnya, penulis akan mengajak pembaca untuk mengenali budaya politik ini dalam kehidupan sehari-hari. Langsung saja, berikut ini beberapa contoh budaya politik parokial dalam kehidupan sehari-hari1. Tidak Ikut Serta dalam PemiluContoh budaya politik parokial dalam kehidupan sehari-hari yang akan kita bahas dalam kesempatan ini ialah masyarakat dalam budaya politik ini tidak ikut serta dalam pemilu. Hal ini dikarenakan mereka memang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai jenis-jenis pemilu yang ada sehingga tidak dapat melaksanakan apa pun yang menjadi asas-asas keengganan untuk berpartisipasi dalam pemilu inilah budaya politik parokial menjadi budaya politik yang paling tidak diinginkan di dalam suatu negara. ketiadaan keinginan untuk ikut serta dalam pemilu akan mengakibatkan banyak dampak negatif dalam kehidupan berbangsa dan Satu Pemimpin Memimpin Semua BidangContoh budaya politik parokial dalam kehidupan sehari-hari yang selanjutnya yaitu satu orang pemimpin menjadi pemimpin bagi semua bidang kehidupan. Artinya, pemimpin adat juga merupakan orang yang memutuskan akan seperti apa kehidupan perpolitikan dan perekonomian di daerah ini merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh budaya politik parokial. Dengan adanya konsep ini, maka setiap keputusan yang hendak diambil dapat terintegrasi atau terhubung dengan cepat karena yang bertanggung jawab adalah satu orang pemimpin tersebut. namun, hal ini juga harus diimbangi dengan kemampuan dari Tidak Suka Berdiskusi Tentang Dunia PolitikMasyarakat dengan budaya politik parokial memiliki contoh perilaku yaitu tidak menyukai segala diskusi yang berkaitan dengan dunia politik. ketidaksukaan mereka ini disebabkan karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai bidang tersebut. kurangnya diskusi di bidang ini nantinya akan menyebabkan masyarakat semakin asing terhadap bidang dari itu, diperlukan suatu fungsi sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik. dengan demikian, masyarakat akan semakin dekat kepada dunia politik dan budaya politik masyarakat juga akan berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Tidak dapat kita pungkiri bahwa bidang politik ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara yang Sangat Mempercayai PemimpinContoh budaya politik parokial dalam kehidupan sehari-hari yang selanjutnya yaitu masyarakat sangat mempercayai pemimpin. Kepercayaan ini ibarat pisau bermata dua, dapat berujung pada hal yang baik atau malah hal yang sebaliknya dapat terjadi. Akibat positif dari hal ini yakni pemimpin dapat menjalankan kebijakannya dengan tanpa sisi lain, kepercayaan masyarakat tersebut dapat pula disalahgunakan oleh pemimpin untuk menguntungkan dirinya sendiri atau dapat kita kenal sebagai praktek Korupsi, Kolusi, dan Tidak Peduli Siapa yang Menjadi PemimpinMasyarakat yang memiliki budaya politik parokial seringkali tidak mempedulikan siapapun yang menjadi pemimpin mereka. Mereka hanya percaya bahwa pemimpin tersebut merupakan orang yang tepat selama orang tersebut tidak memiliki perbuatan tercela yang diketahui secara umum. Hal ini tentu kurang baik bagi kehidupan bermasyarakat mengingat bahwa pemimpin harus dipilih dengan cara yang seksama dan harus memperhatikan segala kemampuan yang penting untuk dimiliki oleh seorang pemimpin yang Tidak Memperhatikan Pelaksanaan Kebijakan PublikContoh budaya politik dalam kehidupan sehari-hari yang selanjutnya yaitu tidak memperhatikan apa-apa yang terjadi dalam pelaksanaan kebijakan publik. Bagi mereka, yang terpenting adalah kondisi di tengah masyarakat tetap aman dan tertib. Hal ini tentu dapat memiliki pengaruh positif dan pengaruh negatif dalam positifnya yaitu pemerintah atau pamong masyarakat dapat menjalankan kebijakan publik dengan lebih kondusif tanpa campur tangan dari masyarakat. Namun, dengan terjadinya hal tersebut, transparansi atas pelaksanaan kebijakan publik menjadi hal yang sulit dicapai. Ketiadaan transparansi akan membuat pejabat masyarakat menjadi lebih mudah ketika hendak melancarkan aksi-aksi yang berkaitan dengan praktek Tidak Dapat Bergabung dalam Dunia PolitikContoh budaya politik dalam kehidupan sehari-hari yang terakhir penulis jelaskan dalam kesempatan kali ini yaitu masyarakat dengan budaya politik ini tidak dapat bergabung dalam dunia politik, baik menjadi eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki kemampuan berpolitik yang tersebut tidak dapat mereka miliki mengingat bahwa minat mereka yang kurang terhadap dunia politik dan pengetahuan yang kurang memadai mengenai dunia politik semakin memperkecil kemungkinan mereka untuk terjun ke dunia itu. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya dinamika dalam dunia politik dan juga kurangnya kader-kader politik yang potensial untuk memimpin bidang politik secara lebih yang telah disampaikan di atas merupakan penjelasan secara lengkap mengenai materi contoh budaya politik dalam kehidupan sehari-hari yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca dalam kesempatan yang indah kali ini. Semoga dengan membaca artikel ini pembaca dapat memahami secara lebih baik apa itu budaya politik parokial dan seperti apa contoh budaya politik parokial dalam kehidupan sehari-hari. Perlu kita pahami bersama musyawarah merupakan hal yang tidak akan pernah lepas dari usaha pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. sampai jumpa pada kesempatan yang lain dan semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah pembaca dalam menjalani hidup.
Dengandemikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat. 1.2. Tujuan. 1. Agar dapat mengetahui budaya politik di Indonesia. 2. Agar dapat menambah wawasan tentang sosialisasi pengembagan budaya politik. Pada hakikatnya tipe budaya politik parokial, kaula dan partisipan dapat dilihat sebagai evolusi alami dalam pertumbuhan pendekatan perilaku dalam analisis sistem perpolitikan yang ada di suatu negara. Hal ini dikarenakan menjadi upaya untuk menerapkan masalah agregat atau analisis sistemik jenis wawasan dan pengetahuan yang dikembangkan. Pada awalnya dengan mempelajari perilaku politik individu dan kelompok kecil. Lebih khusus, konsep budaya politik dikembangkan sebagai tanggapan terhadap kebutuhan untuk menjembatani kesenjangan sosial yang tumbuh dalam pendekatan perilaku antara tingkat analisis mikro, berdasarkan interpretasi psikologis dari perilaku politik individu, dan tingkat analisis makro, berdasarkan variabel umum untuk memahami arti sosiologi politik. Budaya PolitikTipe Budaya PolitikBudaya Politik ParokialBudaya Politik Kaula/SubjekBudaya Politik PartisipanSebarkan iniPosting terkait Dalam ilmu politik definisi budaya politik dapat diartikan sebagai seperangkat pandangan bersama dan penilaian normatif yang dipegang oleh masyarakat mengenai sistem politiknya. Gagasan budaya politik tidak mengacu pada sikap terhadap aktor tertentu, seperti presiden atau perdana menteri, tetapi lebih menunjukkan bagaimana orang memandang sistem politik secara keseluruhan dan keyakinan mereka pada legitimasi yang diterapkan. Tujuan atas legitimasi tersebut tak lain ialah untuk memberikan keteraturan sosial di masyarakat sehingga masyarakat akan mengikuti perkembangan negara secara aktif, terutama persoalan pembangunan yang dijalankan. Tipe Budaya Politik Terdapat bermacam-macam tipe budaya politik yang berkembang di dalam suatu negara. Termasuk juga Indonesia yang notebene masuk dalam karakteristik negara berkembang. Jenis budaya politik tersebut, antara lain adalah sebagai berikut; Budaya Politik Parokial Pengertian budaya politik parokial yaitu suatu budaya dimana tingkat partisipasi politik masyarakatnya masih sangat rendah. Tipe yang satu ini sering ditemukan pada masyarakat tradisional yang sifatnya masih sangat sederhana. Bahkan dalam Moctar Masoed dan Colin Mc. Andrew berpendapat bahwa budaya politik parokial terjadi karena masyarakat tidak mengetahui atau tidak menyadari tentang adanya pemerintahan dan sistem politik yang dijalnakan. Kaidah ini memberikan arti bahwa pada budaya politik parokial masyarakat hanya bisa menerima kebijakan tanpa bisa ikut andil dalam pembangunan yang dijalankan. Adapun ciri-ciri budaya politik parokial yaitu sebagai berikut Ruang lingkupnya kecil dan sempit. Masyarakatnya apatis. Pengetahuan masyarakat tentang politik masih sangat rendah. Masyarakat cenderung tidak perduli dan menarik diri dari wilayah politik. Masyarakatnya sangat jarang berhadapan dengan sistem politik. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang adanya pusat kewenangan dan kekuasaan di suatu negara. Contoh dalam budaya politik parokial ini untuk di Indonesia msialnya saja yang ada di Suku Baduy Provinsi Banten yang dulu menjadi wilayah Jawa Berat. Pada masyarakat Baduy politik parokial masih berlaku, dimana masyarakat bersifat apatis dengan pemilihan presiden ataupun pembilan lembaga legitatif yang dilakukan. Budaya Politik Kaula/Subjek Budaya politik kaula/subjek yaitu suatu pembentukan unsur budaya dimana masyarakatnya cenderung lebih maju di bidang ekonomi maupun sosial. Meskipun dalam budaya politik ini masyarakat masih relatif pasif, tapi mereka sudah mengerti tentang adanya sistem politik serta mematuhi undang-undang dan para aparat pemerintahan. Adapun ciri-ciri plitik Kaula/Subjek yaitu sebagai berikut Adanya kesadaran penuh masyarakatnya terhadap otoritas pemerintahan. Masyarakatnya masih bersikap pasif terhadap politik. Beberapa warga memberikan masukan dan permintaan terhadap pemerintah, namun telah mau menerima aturan dari pemerintah. Masyarakatnya mau menerima keputusan yang tidak dapat dikoreksi ataupun ditentang. Masyarakatnya telah menyadari dan memperhatikan sistem politik umum dan khusus pada objek output, tapi kesadaran pada input dan sebagai aktor politik masih cukup rendah. Contoh yang masuk dalam tipe budaya politik kaula atau subjek ini misalnya saja untuk di negara Kore Utara yang noteben menganut sistem pemerintahan komunis. Dalam menjalakan pemerintahannya ia memberikan kesadaran penuh tentang pentinya pembangunan kepada masyarakat akan tetapi semuanya itu tidak mempengaruhi kebijakan subjek yang dilakukan pemerintahan. Jikalau di Indonesia penerapan dalam kasus budaya politik kaula atau subjek ini berlaku ketika mas demokrasi terpimpin ataupun pada massa orde baru. Era ini masyarakat sadar tentang pentingnya politik akan tetapi sepenuhnya dikendalikan secara ketat oleh pemerintah pusatnya. Budaya Politik Partisipan Budaya politik partisipan yaitu suatu budaya dimana masyarakatnya telah mempunyai kesadaran yang tinggi tentang suatu sistem politik, struktur proses politik, dan administratif. Adapun ciri-ciri politik yaitu sebagai berikut Adanya kesadaran masyarakatnya tentang hak dan tanggungjawab terhadap kehidupan berpolitik. Masyarakat tidak langsung menerima keadaan, tapi memberikan penilaian secara sadar pada objek-objek politik. Kehidupan politik di tengah-tengah masyarakat berperan sebagai sarana transaksi. Masyarakatnya telah memiliki kesadaran tinggi sebagai warga negara yang aktif dan berperan dalam politik. Contoh penerapan dalam budaya politik partisipan ini sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja ketika dalam perpolitikan di Indonesia pada saat ini, masyarakat bisa urug rembung melakukan kotribusi atau masukan kepada pemerintah. Bahkan pada saat ini juga masyarakat dapat memilih pemimpinnya dengan selektif yang dianggap mampu mewakili apa yang menjadi kehendak atau keinginannya. Untuk keseharian, yang masuk dalam budaya politik partisipan ini, antara lain; Pemilihan Ketua Osis di Sekolah Pemilihan Presiden BEM di Kampus Pemilihan Ketua RT di masyarakat Proses pemilihan Ketua RW di masyarakat Nah, itulah tadi artikel yang memberikan penjelasan terkait dengan tipe budaya politik parokial, kaula/subjek, partisipan, disertai dengan ciri dan contohnya di masyarakat secara umum. Semoga adanya tulisan ini memberikan wawasan serta memberikan edukasi mendalam bagi segenap pembaca sekalian. balo2balo2Sumatradan jawa maaf kalau zalahBohong amatIklanIklanWidyastuti087Widyastuti087Di wilayah pedalaman IklanIklanPertanyaan baru PPKntuliskan bentuk kerja Tipe budaya politik ini terdiri dari 3 jenis, yaitu budaya politik parokial, subjek kaula, dan partisipan. Ketiga budaya politik tesebut dibedakan berdasarkan karakteristik masyarakat dan level kepeduliannya pada jalan politik pemerintahan di Indonesia. Tapi sebelum itu, sebenarnya kamu udah tahu belum, apa itu budaya politik? Jadi, Budaya politik itu, sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap pelaksanaan pemerintahan negara dan juga sistem perpolitikannya. Nah, setelah kamu mengetahui pengertian dari budaya politik tersebut. Sekarang kita bahas satu-persatu tentang tipe budaya politik yang ada dibawah ini! 1. Budaya Politik Parokial2. Budaya Politik Subjek Kaula3. Budaya Politik Partisipan 1. Budaya Politik Parokial Tipe budaya politik parokial atau Apatis ini menunjukkan sikap dan orientasi warga terhadap isu politik dan keseluruhan objek perpolitikan yang rendah. Walaupun negara kita yaitu negara yang menganut sistem demokrasi liberal yang membebaskan masyarakat buat berpartisipasi dalam dunia politik, budaya politik parokial masih banyak ditemukan di masyarakat Indonesia. Nah, biasanya budaya politik ini muncul pada masyarakat dengan wilayah yang kecil dan juga tradisional. Dengan rendahnya orientasi politik, warga ditandai oleh sikap warga yang cenderung gak berminat atau gak peduli buat membicarakkan soal politik. Didalam budaya politik parokial, seluruh warga masyarakat tradisional ini cenderung nrimo terima dengan keadaan atau nasibnya saat ini. Kultur atau budaya ini biasanya diekspresikan dalam kehidupan masyarakat yang kecil dan juga tradisional, yang dimana nilai-nilai budaya transendental masih kuat. Kurangnya informasi menjadi salah satu penyebab munculnya budaya politik parokial yang meliputi beberapa faktor, diantaranya yaitu Minimnya keberadaan media informasi. Tempat tinggal penduduk yang jauh dari peradaban. Keengganan penduduk buat mencari informasi. Faktor-faktor tersebut sampai sekarang masih jadi penghalang informasi, jadi budaya politik parokial masih ditemukan. Rasa sakit hati juga jadi salah satu faktor adanya budaya politik parokial ini. Sakit hati yang ditimbulkan cenderung pada pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah yang meleset dari harapan masyarakat, jadi menyebabkan penyebab konflik sosial di kehidupan bermasyarakat. Kalo dibiarkan dan makin banyak masyarakat yang menganut budaya ini, maka kehidupan politik di suatu negara akan jadi kacau karena masyarakat enggan buat berpartisipasi dalam kegiatan politik. Selain itu, ada beberapa ciri-ciri dari tipe budaya politik parokial, yaitu Warga gak berharap banyak pada politisi dan sistem politik dimana mereka tinggal. Warga cenderung gak minat pada objek-objek politik kecuali yang secara langsung bersentuhan dengannya. Warga cenderung gak punya kesadaran akan adanya kewenangan yang berpusat dalam pucuk pimpinan birokrasi. Warga gak menunjukkan peran politik yang khusus, tapi dilakukan bersamaan dengan peran ekonomi, keagamaan, sosial, dan lainnya. Warga cenderung mempraktikkan hubungan sosial yang tradisional. 2. Budaya Politik Subjek Kaula Budaya politik kaula yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan udah relatif maju baik sosial atau ekonominy, tapi masih bersifat pasif. Masyarakat yang menganut budaya politik kaula subjek, partisipasi dalam melakukan kegiatan politik masih ada, cuma gak banyak. Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, budaya politik kaula ini masih ditemui di kalangan masyarakat Indonesia. Budaya politik kaula ini lebih menekankan pada tokoh yang muncul dalam proses politik yang sedang berlangsung. Tokoh itu bisa disebut sebagai idola dalam kelompok masyarakat tertentu. Masyarakat yang menganut budaya politik kaula ini lebih mengedepankan siapa yang jadi tokoh utama dalam sistem politik, karena budaya politik ini punya subjektivitas yang tinggi. Budaya politik kaula ini punya efek yang cukup buruk, kalo subjek yang jadi tokoh idola dalam masyarakat gak mampu mewujudkan keinginan masyarakat tersebut. Ketidakmampuan tersebut bisa menimbulkan dampak ketimpangan sosial yang mengakibatkan dampak tertentu buat seluruh masyarakat. Contohnya Beralihnya budaya politik kaula ke dalam budaya politik parokial yang pasif terhadap kehidupan dan proses politik yang sedang berlangsung di Indonesia. Dibawah ini, ada beberapa tipe dari budaya politik kaula subjek, diantaranya sebagai berikut Ketidakmampuan warga buat berpartisipasi aktif bukan sepenuhnya karena pilihan,tapi karena kultur buat bertindak yang masih rendah. Warga punya kesadaran akan adanya pemimpin politik dan otoritas pemerintahan dimana mereka tinggal tapi bersikap pasif. Warga gak banyak komplain terhadap keputusan politik yang berdampak pada kehidupannya. Warga cenderung golput dalam pemilu, tapi tetap tunduk pada keputusan pemimpin terpilih. Warga menerima putusan politik tanpa kritik dan koreksi. Bersikap pasif merupakan salah satu karakteristik utama masyarakat dengan tipe budaya kaula subjek. Masyarakat komunal yang baru dikenalkan dengan sistem politik modern, contohnya seperti voting dalam memilih pemimpin. Biasanya mengekspresikan tipe budaya kaula subjek. 3. Budaya Politik Partisipan Budaya politik partisipan yaitu budaya politik yang mempunyai tingkat partisipasi yang paling tinggi, kalo dibandingkan dengan 2 budaya politik diatas tadi. Budaya politik partisipan merupakan budaya yang berprinsip kalo seluruh warga menyadari posisinya dan proporsinya sebagai bagian dari sistem politik dan pemerintahan. Masyarakat yang menganut budaya politik partisipan ini, punya keinginan yang tinggi dalam mengikuti perkembangan dalam kehidupan berpolitik sebagai partisipan secara langsung atau gak langsung. Angka partispasi yang dimiliki oleh masyarakat yang menganut budaya politik ini sangat tinggi, bahkan gak memandang usia yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Tingkat partisipasi yang tinggi dalam kehidupan berpolitik dipandang sebagai bentuk perwujudan demokrasi yang menganut asas-asas demokrasi di Indonesia. Dalam tipe dudaya politik di Indonesia ini, masyarakat secara aktif memberikan aspirasinya dalam dalam kegiatan politik. Contohnya Seorang warga datang ke TPS Tempat Pemungutan Suara buat mencoblos. Dibawah merupakan beberapa ciri-ciri budaya politik partisipan, yaitu Warga mempunyai kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memakai hak dan kewajiban tersebut. Warga dengan penuh kesadaran menerima atau menolak keputusan politik yang dibuat oleh otoritas pemerintah. Warga mempunyai loyalitas yang kritis terhadap pemerintah. Warga cenderung gak mau begitu aja tunduk pada keadaan. Warga berpartisipasi aktif dalam pemilu dan kerap berperan seperti aktivis pasca pemilu. Budaya politik partisipan yang dilakukan oleh masyarakat juga bisa berubah jadi budaya politik parokial, kalo dalam proses kehidupan berpolitik, tuntutan masyarakat gak terpenuhi dalam kurun waktu tertentu. Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai tipe budaya politik yang berkembang didalam masyarakat Indonesia. Melalui kebudayaan politik ini, kamu bisa menentukan langkah dalam mengikuti perkembangan politik yang ada di Indonesia. Budaya politik bisa diajarkan dalam pendidikan formal, supaya kesadaran berpolitik masyarakat dalam tumbuh dan berkembang dari dalam diri melalui pendidikan yang ditempuh. Semoga artikel tersebut bisa membantu dan juga bermanfaat buat kalian semua yang membacanya. Jangan lupa share yak! π Originally posted 2020-06-21 011720. d2xWUM9.